Wacana perubahan kurikulum di Indonesia kembali menghangat untuk mengganti Kurikulum Merdeka dengan kurikulum baru dengan pendekatan yang lebih mendalam, yakni Deep learning usulan Menteri Pendidikan yang baru Prof Abdul Mu’ti. Pendekatan ini dalam sistem pembelajaran yang didesain untuk menguatkan pemahaman peserta didik melalui pendekatan lebih dalam yang tidak hanya menghafal. Tujuannya adalah memberikan pengalaman belajar lebih bermakna sekaligus menyenangkan bagi peserta didik. Hal ini didukung dengan tiga pilar utama dalam pendekatan Deep Learning, yaitu Mindful Learning, Meaningful Learning, dan Joyfull Learning. Prof Abdul Mu’ti menambahkan bahwa rencana pembelajaran kedepannya dengan mengurangi materi pelajaran. Harapannya guru harus bisa improvisasi untuk membuat peserta didik terlibat dalam diskusi, melakukan eksperimen, dan mengeksplorasi materi yang diajarkan sehingga murid bisa berkembang pemikirannya.

Kurikulum terbaru ini merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya. Garapan awal untuk character building peserta didik dan mempersiapkan peserta didik agar mampu berpikir kritis dan kreatif serta menerapkan pengetahuan mereka dalam berbagai situasi. Pendekatan Deep Learning fokus yang lebih kuat pada keterlibatan peserta didik supaya betul-betul menerapkan learner centered dan relevansi pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari. Selain ada pembenahan pembelajaran untuk peserta didik, pelatihan untuk guru juga fasilitas sekolah dan yang tidak kalah pentingnya meningkatkan kesejahteraan untuk semua guru di semua pelosok.

Guru sebagai fasilitor berkewajiban bagaimana membuat pembelajaran mudah bagi peserta didik untuk mendapatkan informasi yang konsepnya mengedepankan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik. Lebih penting lagi penulis menambahkan dalam kurikulum baru ini harus mampu memprediksikan model disain pembelajaran yang bagaimana untuk diterapkan dengan menggunakan pendekatan Deep Learning.

Disain pembelajaran menjadi favorit bagi para teknolog pendidikan dan selalu berkembang pesat seiring dengan kemajuan teknologi di era digital. Pengalaman saya berkeliling ke sekolah-sekolah ketika bertugas sebagai asesor di luar kegiatan saya mengajar di kampus sebagai dosen mewarnai persepsi saya terhadap disain pembelajaran. Saya berfikir bahwa disain pembelajaran tidak hanya sebuah pendekatan system, model bahkan banyak komponen lain yang harus ada dalam disain pembelajaran. Kita dituntut untuk bisa menciptakan kegiatan belajar yang lebih menantang dan menarik bagi peserta didik

Last but not least, bahkan the most important thing saya ingin bisa ikut berkontribusi turut membangun masa depan anak bangsa yang lebih cerah melalui pendidikan untuk meningkatkan derajat kehidupan khususnya melalui sekolah.